Monthly Archives: February 2018

Terjemahan makna Iqro dalam wahyu pertama

Makna iqro’ secara lughotan /Etimologi-Leksiografis (menurut bahasa , menurut kamus), Kata iqro’ dalam bahasa Arab adalah berbentuk fi’lul Amr / kata perintah / affirmative dari kata qoro’a –yaqro’u-iqro’-qiroatan.
Adapun secara leksiografis (makna menurut kamus bahasa), dalam kamus “Lisanul Arob” ibnu Mandhur menyebutkan :

والأصل في هذه اللفظة : الجمع, وكل شئ جمعته فقد قرأته

Bahwa asal lafadh iqra’ (makna yang memayunginya ) bermakna : “menghimpun / mengumpulkan.[1]

Adapun makna lainnya adalah :

1.Mengucapkan
2.Menyampaikan
3.Mempelajari
4.Mengeraskan bacaan
5. aktifitas membaca yang bernilai ibadah
6.Memahami /mengerti (tafaqqoha)
7.Menyampaikan (salam ) dari orang lain
8.Mengandung atau hamil [1]

Kata iqro’ juga terambil dari kata qara’a, pada mulanya berarti “menghimpun”.Apabila anda merangkai huruf atau kata lalu anda mengucapkan rangkaian tersebut, anda telah menghimpunnya.Atau dalam bahasa Al-Qur’an, Qara’tahu Qira’atan.

Banyak translater menerjemahkan iqro dengan “bacalah”. Banyak ulama mengartikan Iqro ialah membaca Al-qur’an secara berulang-ulang
Iqro tidak selalu membaca tulisan. Iqro lebih luas daripada itu. Contoh :

1.Seorang pengusaha menghimpun data baik mengenai lokasi dan permintaan pasar untuk menentukan dimana lokasi strategis untuk buka usaha dan barang atau jasa apa yang cocok ia jual, itulah Iqro.
2. Dokter bertanya tentang keluhan pasien, ia menghimpun jawaban pasien agar ia bisa dengan tepat mendiagnosa penyakit pasien, itu juga Iqro.
3. Petani saat menentukan tanaman untuk bercocok tanam, ia liat cuaca tanaman apa yang cocok untuk ditanam musim ini, itu juga iqro.

Yang kesemuanya dapat dikembalikan kepada hakekat “menghimpun” yang merupakan arti akar kata tersebut.
Kesimpulan akhir, Iqro ialah membaca , menghimpun data-data yang berkaitan dengan sesuatu yang bermanfaat untuk kita dengan pertimbangan berbagai sudut pandang.

Sumber :
[1] https://sururudin.wordpress.com/2011/04/13/konsep-iqro’-untuk-meningkatkan-pendidikan-islam/

Contoh Surat Lamaran Kerja

Depok, 28 September 2010

Kepada

Bagian Personalia

Di

Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Pipit A.

Tempat dan tanggal lahir : Depok, 1 Februari 1989

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Belum menikah

Pendidikan terakhir : MA AL – Awwabin Depok

Alamat : Jln. Raya Keadilan kp. Rawa Denok Rt 12 Rw 01

Kel. Rangkapan Jaya Baru

Kec. Pancoran Mas

Kota Depok 16xxx

Telepon : 021 – 83930xxx

Dengan ini, saya mengajukan lamaran pekerjaan di perusahaan yang bapak / ibu pimpin. Sebagai bahan pertimbangan, maka bersama ini saya lampirkan :

  1. Daftar riwayat hidup
  2. Foto copy ijazah terakhir
  3. Foto copy kartu tanda penduduk
  4. Foto copy transkrip nilai
  5. Foto ukuran 4 x 6

Besar harapan saya untuk dapat bekerja di perusahaan yang bapak / ibu pimpin. Atas perhatian bapak / ibu, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya

Pipit A

Metode pengambilan informasi dalam jurnalistik

Dalam proses pengambilan informasi media menggunakan 2 Fakta.

Sumber informasi itu ada 2 :
1. Fakta pendapat yaitu informasi yang dari pandangan seseorang.
2. Fakta kejadian yaitu data yang di dapat dari peristiwa yang terjadi.
Entah kenapa klo saya perhatikan banyak media lebih sering menggunakan fakta pendapat, padahal belum tentu itu akurat.

Baiknya fakta kejadian dan fakta pendapat itu dipadukan sehingga beritanya lebih akurat. Tapi jika fakta pendapat yang diposting akan menimbulkan konflik pro dan kontra CMIIW.

Zakat dalam Islam Menurut versi Saya

==ZAKAT==

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
bismillaahir-rohmaanir-rohiim

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

Laksanakan sholat dan tunaikan zakat.
Dalam Al-qur’an ayat tentang zakat hampir selalu didahului dengan sholat.

Sebelum lanjut, saya ingin mengingatkan pengetahuan yang kita miliki itulah yang sering kita anggap sebagai kebenaran. Hanya saja kita belum mencari diatas kebenaran. Untuk itu penjabaran zakat disini ialah menurut versi saya. Adapun kebenaran mutlak milik Allah SWT.

Diantara sholat dengan zakat ada “dan” sebagai penghubung. “Dan” adalah kata penghubung bersifat penambahan. Dalam hal ini bermakna dua hal yg dilakukan sekaligus dalam satu waktu. Bisa juga bermakna dua perbuatan dilaksanakan bersamaan. Atau dua hal ini tidak dapat dipisahkan layaknya 2 sisi coin.

Bila sholat yg dimaksud ialah sholat 5 waktu, dan yg dimaksud zakat ialah harta dan materi maka setelah seseorang selesai sholat ia wajib zakat dengan harta yg ia miliki saat itu pada yg berhak menerima. Bagaimana jika belum cukup harta ? Sedangkan zakat itu wajib dalam 5 perkara. Bila begitu adanya tentu umat muhammad tidak akan ada yang sanggup.

Namun, bila nanti di bulan ramadhan saja ia zakat, itu sudah perbuatan yang terpisah sedangkan secara makna harus dilakukan bersamaan.

Apa misteri sebenarnya yang terkandung didalam Sholat dengan Zakat ?
Kenapa selalu beriringan dengan sholat, bahkan beberapa ayat disandingkan dengan iman dan amal sholeh ?

Sudahkah kita berpikir dan merenung Apa makna tersirat yang hendak Allah sampaikan sehingga sholat dan zakat tidak dapat dipisahkan ?

Sebab Al-qur’an itu bersifat 3 :
Tersurat
Tersirat
Tersembunyi

Sudahkah kita mencari apa yang tersurat dalam Al-quran ?
Sudahkah kita tau apa yang tersirat dalam Al-quran ?
Sudahkah kita mengerti apa yang tersembunyi dalam Al-quran ?
Atau jangan-jangan kita hanya pandai membaca dan menghafalnya saja.

Kenapa harus berpikir kearah sana dan sejauh itu ?
Al-qur’an sendiri berkata afala tatafakkaruun ?! Berarti kita harus berpikir
Afala yatadabbarun ?! Berarti kita harus merenung.

Kontradiksi memang disatu sisi kita harus berpikir dan merenung, disisi lain kita harus patuh.

Tolong pikirkan dan renungkan dulu sebelum menilai penjabaran saya, bila ada kebenaran nya silahkan diterima, bila tidak ada kebenaran nya silahkan diabaikan, cukuplah Allah menjadi saksi. kebenaran datangnya dari Allah, kesalahan datangnya dari diri saya sendiri. Mohon maaf atas segala kekurangan.
terima kasih atas perhatian saudara.

3 Kunci untuk diakui seseorang dan lingkungan

Untuk diakui seseorang, badan atau organisasi butuh 3 hal :
1.Kapasitas
2.Kapabilitas
3.Panggung

Jika 3 hal ini belum terpenuhi akan terjadi ketimpangan.
Jika 3 hal ini terpenuhi kita akan mendapat kepercayaan atau amanah dari masyarakat.

Saya paham berbicara dan menulis memang mudah. Prakteknya memang sulit dan tidak jarang membuat kita ingin muntah. Namun, akan jauh lebih ketika kita melakukan sesuatu tidak tau konsep.

1.Kapasitas
Kapasitas ialah kemampuan maksimal yang dimiliki seseorang atau lembaga.
Seorang dokter punya kapasitas berpendapat atau menerangkan tentang kesehatan. Tapi, ketika seorang lulusan komputer berbicara prihal kesehatan orang akan ragu dengan kapasitas nya sekalipun perkataan nya benar.
Begitu pula, Seorang ulama punya kapasitas memberikan pendapat tentang agama islam dalam hal Al-qur’an dan sunnah rasul. Kapasitas ulama akan dipertanyakan ketika ia berbicara politik.

2.Kapabilitas
Kapabilitas adalah ukuran dari kemampuan suatu entitas (departemen, organisasi, orang, sistem) untuk meraih tujuan-tujuannya, khususnya dalam hubungannya dengan misi secara keseluruhan.
Kemampuan lembaga atau seseorang dalam mempengaruhi orang atau masayarakat.
Seorang dokter punya kapabilitas mempengaruhi orang dengan pengetahuan kesehatan.

Kamu siapa ?
Kamu bisa apa ?
Pertanyaan itu menunjukkan bahwa kapasitas dan kapabilitas kita masih belum diakui lingkungan.

3.Panggung
Sarana atau tempat melaksanakan visi dan misi yaitu untuk mendapat kepercayaan dan pengakuan. Carilah panggung yang menurutmu nyaman. Bila anda tergolong pemalu pilihlah online, tapi jika kamu cukup kerasan atau berani pilihlah offline.
Online : nulis diblog, FB, IG, dll.
Offline : public speaking, organisasi club motor, dll.

3 kondisi manusia dalam masyarakat

Ada 3 kondisi manusia dalam masyarakat
1. Punya uang, punya tenaga cukup tapi tidak punya waktu luang.

2. Punya uang, punya waktu, tapi tidak punya cukup tenaga.

3. Punya waktu luang, Punya banyak tenaga, tapi tidak punya uang.

Solusi :
Pertanyaan nya adalah bagaimana tiap orang ini bekerjasama ?
1. Bagi yg punya uang untuk menyisihkan uangnya.
2. Bagi yg punya tenaga dan waktu luang untuk mendermakan tenaga dan waktunya.

Ketika ke-3 bekerjasama dengan baik akan menghasilkan harmoni yang luar biasa dimasyarakat.

Saya paham teori memang mudah, dan prakteknya yg sulit. Namun, akan lebih sulit klo kita tidak tau permasalahan mendasar.

Perempuan baik untuk lelaki yang baik

Pria-pria alay akan menarik dimata wanita-wanita alay, begitu sebaliknya wanita-wanita alay akan nampak menarik dimata pria-pria alay.

Allah SWT berfirman:

اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِ ۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِ ۚ اُولٰٓئِكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَ ۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ

“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).”
(QS. An-Nur 24: Ayat 26)

Samina Wa atho’na

Samina Wa atho’na
Kudengar dan kupatuhi

Sebelum lanjut, ini hanya analisa saya pribadi, benar datangnya dari Allah salah datangnya dari saya sendiri, cukup Allah yang menjadi saksi.

Dengar ialah proses menerima pengetahuan melalui indera telinga.

Dalam menerima pengetahuan seseorang mengalami beberapa tahap.
Tahap pertama, ia dengar dan langsung yakin atau percaya inilah tahap ilmul Yakin.

Lalu tahap kedua ia dengar pengetahuan dan ia Mencari tau dengan mata kepala sendiri kebenaran pengetahuan tersebut, barulah ia yakin inilah tahap ainul yaqin.

Kemudian tahap ketiga yaitu Haqqul yaqin, ia menerima pengetahuan, ia mengecek kebenaran itu, ia merasakan manfaat pengetahuan itu sehingga ia tidak ragu sedikitpun dihatinya.

Setelah ia haqqul yakin baru ia berkata “kami patuhi”

Kenapa begitu, sebab pemikiran dan perenungan tiap orang berbeda-beda.

Berikut testimoni para sahabat, ia belajar langsung dari Rasulullah.
Sayyidina Abu Bakar As Siddiq ra.:

مَا رَأَيْتُ شَيْئًا إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ فِيْهِ

“Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah pada sesuatu tersebut”

Ucapan Sayyidina Umar bin Khattab ra.:

مَا رَأَيْتُ شَيْئً إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ قَبْلَهُ

“Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah sebelumnya”

Ucapan Sayyidina Usman bin Affan ra.:

مَا رَأَيْتُ شَيْئًا إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ بَعْدَهُ .

“Tiadalah aku melihat sesuatu, keculai aku melihat Allah sesudahnya“.

Ucapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra.:

مَا رَأَيْتُ شَيْئًا إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ مَعَهُ

“Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah beserta sesuatu tersebut“.

Semoga bermanfaat.

Orang Tua Vs Orang Muda

Orang Tua Vs Pemuda

Orang tua atau orang yang lebih tua itu sulit menerima nasehat dan kritik dari yang lebih muda, Kenapa ? Sebab ia merasa lahir lebih dulu sehingga merasa lebih berpengetahuan dan pengalaman daripada yang muda. Padahal pengetahuan kita tau dan pengalaman yang kita alami itulah yang sering kita anggap sebagai kebenaran. Orang tua seringkali merasa lebih benar dari orang muda.

Orang muda atau orang yang lebih muda akan sulit dinasehati oleh yang lebih tua, kenapa ? Sebab darahnya masih mengalir dengan panas sehingga ia ingin dilembuti dan disayang oleh yang lebih tua.

1400 tahun lalu Nasehat rasulullah yang bersumber dari hadits mengenai hal ini,
Dari Ibnu Abbas semoga Allah meridhai keduanya, dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata: “Bukan termasuk dari kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua, dan tidak menyayangi yang lebih kecil (muda), serta orang yang tidak memerintah pada kebaikan dan mencegah perbuatan munkar”. [HR Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Hibban dalam shahihnya]