Mesir yang Bergejolak Menuntut Mubarak Turun


Mesir yang Bergejolak Menuntut Mubarak Turun.

Pada 25 januari 2011 terjadi demo besar-besaran menuntut rezim Husni-Mubarak untuk turun dari jabatannya sebagai presiden. Mubarak sudah terlalu lama menjabat sebagai presiden mesir.

Aksi demo antipemerintah terus berlangsung di Mesir. Memasuki hari ke-17, ribuan demonstran masih  memadati Lapangan Tahrir yang  menjadi pusat konsentrasi massa di Kairo. Ribuan dokter pun melakukan aksi mogok kerja.

Menurut media Al Jazeera, Kamis (10/2/2011), sekitar 5 ribu dokter dan mahasiswa kedokteran akan melakukan aksi mogok kerja. Para dokter itu memang tidak datang langsung ke Lapangan Tahrir untuk berdemo namun mereka akan bergabung dengan para pekerja lain yang telah melakukan mogok kerja sejak Rabu, 9 Februari 2011.

Sekitar 20 ribu pekerja pabrik di  Mesir telah mogok kerja sejak kemarin. Mereka menginginkan kenaikan gaji. Sebagian pekerja menginginkan Mubarak mundur. Selain itu, lebih dari 3 ribu pekerja kereta api juga ikut melakukan pemogokan.

Hingga saat ini belum ada tanda-tanda Presiden Mesir Hosni Mubarak akan meletakkan jabatannya. Padahal para demonstran menginginkan Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun itu untuk mundur secepatnya.

Kelompok-kelompok oposisi menyatakan, aksi demo besar-besaran akan kembali digelar pada Jumat, 11 Februari besok. Para demonstran akan berjalan menuju Istana Kepresidenan guna memaksa Mubarak mundur.

Ratusan jiwa melayang dalam aksi demonstrasi di Mesir yang berujung pada tumbangnya rezim Hosni Mubarak.

Kementerian Kesehatan Mesir menyatakan, setidaknya ada 365 orang yang tewas selama 18 hari aksi yang dimulai.

Sepert di dimuat AP, ini adalah jumlah korban komprehensif pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah Mesir. Menteri Kesehatan. Ahmed Sameh Farid mengatakan, jumlah ini masih sementara, itu pun baru dipihak warga sipil. Belum termasuk polisi atau tahanan penjara yang tewas.

Meski demonstrasi menuntut Mubarak turun telah berakhir, aksi demi aksi terus ‘menggoyang’ negeri Firaun itu.

Rabu (16/2) kemarin karyawan bandara melakukan aksi demonstrasi menuntut pembayaran yang lebih layak. Sementara buruh pabrik tekstil menggelar aksi mogok kerja menuntut investigasi kasus korupsi. Tak ketinggalan, penduduk kota Terusan Suez turun ke jalan menuntut pabrik kimia yang diduga mencemari perairan ditutup.

Di tengah kondisi yang morat-marit — perekonomian goyah dan politik belum stabil, penguasa militer mengeluarkan pernyataan kedua dalam tiga hari ini, meminta aksi protes dan mogok buruh dihentikan dengan segera.

“Kami minta masyarakat dan anggota serikat profesi, serta serikat buruh kembali bekerja, ke posisi masing-masing,” demikian isi pesan pendek dari pihak militer yang dikirimkan ke telepon genggam di Mesir.

Meski demikian, himbauan itu dianggap angin lalu. Salah satu organisasi pemuda, dalam akun Twitter, mengkampanyekan, “pemogokan dan protes tidak boleh berakhir.” Kelompok itu juga merencanakan aksi Jumat mendatang yang berawal di Lapangan Tahrir, lokasi berkumpul para demonstran anti-Mubarak.

sumber : http://www.vivanews.com dari berbagai artikel yang berkaitan.

Leave a comment